Thursday, September 20, 2007

Renungan Hari Ini

Tepat jam 14.09 ada satu email dari sahabat, masuk ke Inbox-ku.
Entah karangan orisinil milik siapa, yang jelas layak untuk dibaca.
Tak ada keinginan dan maksud lain selain ingin berbagi isi email itu yang menurutku patut untuk dibagi...

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


" Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata, "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar" (niscaya kamu akan merasa sangat ngeri).
(QS Al Anfal (8) : 50)

Alangkah dashyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), "Keluarkanlah nyawamu!".
Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat Nya".
(QS Al An'am : 93)

Cara malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Allah, maka malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap tetramat menyakitkan.

"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang." (H.R Ibnu Abu Dunya).


Didalam kisah nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan shalat sampai puluhan rakaat dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang demikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada Allah SWT agar diperkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s di dunia. Allah SWT mengabulkan permohonan malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan dan bertamu ke rumah Nabi Idris a.s.

"Assalamualaikum, yaa Nabi Allah", salam Malaikat Izrail.
"Wa'alaikum salam wa rahmatullah", jawab Nabi Idris a.s.
Beliau sama sekali tidak mengetahui bahwa lelaki yang bertamu kerumahnya itu adalah Malaikat Izrail. Seperti tamu yang lain Nabi Idris a.s melayani Malaikat Izrail, danketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s mengajaknya makan bersama, nmun ditolak oleh Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap" Allah SWT sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja.

Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan "tamunya" itu ke sebuah perkebunan dimana pohon-pohonnya sedang berbuah ranum dan menggiurkan. "Izinkanlah saya memetik buah2an ini untuk kita" pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s).
"Subhanallah, (Maha Suci Allah)" kata Nabi Idris a.s
"Kenapa?" Malaikat Izrail pura2 terkejut.
"Buah2an ini bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian beliau berkata, "Semalam anda menolak makanan halal, kini anda menginginkan makanan yang haram?".
Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan? pikir Nabi a.s.

"Siapakah engkau sebenarnya?" tanya Nabi Idris a.s.
"Aku Malaikat Izrail", jawab Malaikat Izrail.
Nabi Idris as terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya.
"Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku?" selidik Nabi Idris a.s serius.
"TIdak", senyum Malaikat Izrail penuh hormat.
"Atas izin Allah, aku sekedar berziarah kepadamu", jawab MAlaikat Izrail.
Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam.
"Aku punya keinginan kepadamu", tutur Nabi Idris a.s
"Apa itu? Katakanlah!" jawab Malaikat Izrail.
"Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang lalu mintalah pada Allah untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku", pinta Nabi Idris a.s.
"Tanpa seizin Allah, aku tak dapat melakukannya", tolak Malaikat Izrail.

Pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Allah SWT, Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s sesudah itu beliau wafat.
Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.d kembali. Allah mengabulkan permohonannya.
Setelah dikabulkan Allah SWT, NAbi Idris hidup kembali.
"BAgaimanakah rasa mati itu, sahabatku?" tanya Malaikat Izrail.
"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti", jawab Nabi Idris a.s.
"Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukanterhadapmu", kata Malaikat Izrail.

Masya Allah lemah lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a,s.

Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita?
Siapkah kita untuk menghadapinya?

"Sebarkanlah walau hanya satu ayat.." Sabda Rasulallah S.A.W.

Wallahu'alam Bishshwab .
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .

3 comments:

Anonymous said...

Bagus banget buat renungan Nil. Makasih ya..

Shella Mawardi said...

hiks...jadi inget sama dosa...udah cukup blom yaa tabungan amal ibadah kita???...

icHaaWe said...

wah bener2 email yg harus dibagi2 ... serem yah ... moga kita cukup bekal sebelum datang ajal...amiinn